ACER & AKSI-ADB UNIMAL Bekerjasama dengan Elsevier untuk Meningkatkan Publikasi Jurnal Ilmiah di Universitas Malikussaleh

Teleconference AKSI ADB Universitas Malikussaleh bersama PMU AKSI dan Australian Council and Educational Research (ACER) bekerjasama dengan Elsevier Indonesia, Kamis (25/2/2021).

AKSIUNIMAL | Lhokseumawe – Tim Projek Advanced Knowledge and Skills for Sustainable Growth (AKSI) Asian Development Bank (ADB) Universitas Malikussaleh bersama dengan Project Management Unit (PMU) AKSI didampingi Direktorat Sumber Daya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Australian Council and Educational Research (ACER) Indonesia mengadakan teleconference untuk membahas Kerjasama Universitas Malikussaleh dan Elsevier dalam meningkatkan publikasi jurnal ilmiah di Universitas Malikussaleh.

Acara tersebut dilaksanakan pada hari kamis 25 februari 2021. Dalam acara tersebut di hadiri oleh Wakil Manajer Project PIU AKSI Unimal  M. Nazaruddin MP, Sekretaris Deassy Siska M.Sc, PIC Finance AKSI Dr. M Haykal, M.Si. Ak serta Kepala UPT Pengembangan Program Studi Unimal Dr. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom, IPU, ASEAN Eng, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dr. Muhammad Daud Nurdin dan Dosen2 yang memiliki indeks publikasi yang tinggi: Dr. Ismadi, Dr. Mulyana. Dr. Maisura, Dr. Nasruddin. Adapun dari pihak ACER pertemuan tersebut diwakili  oleh Prof Nello Angerili sebagai International Higher Education Capacity Building Specialist,  Sari Soegondo sebagai Knowledge Management Specialist dan Budiarti Rahayu sebagai Koordinator pelatihan untuk Technical Assistance ADB AKSI. Dalam kegiatan tersebut akan dibahas beberapa topik diantaranya yaitu tantangan-tantangan yang di hadapi oleh universitas mencakup research output, research process, research tools and support required from elsevier.

Acara di mulai dengan pembukaan oleh moderator yaitu Irwan Ghafar dari Elsavier kemudian kata sambutan dari Nazaruddin, MP sebagai vice manager Project PIU AKSI Universitas Malikussaleh, kemudian dilanjutkan pemaparan materi oleh Johan Jang sebagai narasumber yang ditunjuk dari Elsevier.

Johan Jang membuka materi pertama dengan menunjukkan data penelitian jurnal ilmiah yang telah di lakukan oleh universitas malikussaleh selama 5 tahun trakhir  dari tahun 2015 hingga 2020.

Selanjutnya Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Malikusaleh Dr. Muhammad Daud Nurdin menjelaskan lebih terperinci output penelitan yang telah di lakukan universitas malikussaleh “Jurnal ilmiah yang telah di publikasikan setiap tahun meningkat tetapi para dosen yang ada di unimal ini lebih banyak membuat junal ilmiah nasional yaitu pada tahun 2016 sebanyak 111, tahun 2017 sebanyak 197, tahun 2018 sebanyak 222 dan tahun 2019 sebanyak 205”.

Kegiatan itu diakhiri degan pemaparan kendala-kendala yang di hadapi oleh setiap dosen dalam melakukan publikasi ilmiah.

“Kendala yang ada di unimal itu lamanya review menjadi hambatan yang seringkali terjadi pada setiap penelitan, dan sebenarnya dosen mempublikasikan jurnal itu  untuk meningkatkan guru besar dan fungsionalitas yang lebih tinggi yang berdampak pada akreditasi kampus universitas malikussaleh” ujar Dr. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom, IPU, ASEAN Eng.

“Kendala yang pak Dr. Dahlan maksud sepertinya terjadi pada proses publishing, sebenarnya kendala yang bapak sampaikan sering terjadi juga di universitas lain tidak hanya di unimal saja., kami akan melihat bantuan apa yang dapat kami berikan, mungkin seperti pelatihan atau semacam nya”. Jawab Johan Jang sebagai narasumber pada kegiatan tersebut.

“Mungkin dari bapak ibu ada request yang ingin diberikan kepada elsevier” lanjur Johan Jang bertanya.

“Kalau bisa saya request untuk diberikan akun sciencedirect agar nanti bisa di share ke peneliti lainnya, karena kita di Unimal ini belum ada database nya”, jawab pak Dr. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom, IPU, ASEAN Eng.

Dr. Ismadi menyampaikan kendala dosen dalam mempublikasikan artikelnya adalah dalam hal review. Artikel kita seringkali di-reject., kemudian dalam hal citasi kita juga masih kurang demikian papar Dr. Ismadi.

Setiap peneliti memiliki tantangan dan kendala yang berbeda. “Mengingat bahwa penelitian memerlukan temuan dan publikasi, maka kendala yang paling banyak dialami oleh dosen peneliti adalah tahapan writing dan publikasi. Pada dua tahap ini terjadi review-edit beberapa kali dan bahkan memerlukan waktu yang relatif lama, sampai artikel dinyatakan siap dipublikasikan. Kiranya, setidaknya Elsevier dapat memberikan trik dan guidance untuk dapat melewatinya”, komentar Bapak Nazaruddin.

“Saya sangat mengapresiasi kinerja ACER menggandeng Elsevier dalam mendampingi Universitas Malikussaleh menuju Peningkatan Publikasi Jurnal International bereputasi dan akan kita detilkan wujud kerja samanya dengan Elsevier, MoU ini akan meningkatkan akreditasi kampus unimal, Memiliki publikasi jurnal internasional memang menjadi faktor yang bisa melejitkan karir seorang dosen. Elsevier adalah salah satu penerbit jurnal yang paling bergengsi, dengan produk jurnal elektronik andalannya ScienceDirect. Hampir semua jurnal yang terbit di Elsevier, memiliki indeks jurnal Scopus dengan nilai Q yang tinggi. Sudah pasti manuskrip jurnal yang telah terpublikasi di Elsevier adalah yang berkualitas baik dari segi konten maupun kebahasaan. Dengan kata lain, untuk dapat menerbitkan jurnal di Elsevier harus melewati seleksi yang sangat ketat” tutup Deassy Siska M.Sc.